Para pembaca, percayakah anda bahwa kehidupan sejati kita manusia adalah seorang pembelajar? Tetapi kita sering memberikan perlakuan yang tidak menyenangkan saat anak belajar (secara tidak sadar) bahkan dulu kita pun mungkin diberikan stimulasi yang salah sehingga belajar itu tidak menyenangkan.
Misalnya, saat anak kita bayi dan berumur 1 tahun. Dia ingin memasukan semua barang yang dapat ia pegang ke dalam mulutnya, benar? Nah, yang kebanyakan orang lakukan saat itu adalah berkata “eh.. itu kotor, tidak boleh” sambil menarik barang tersebut. Sebenarnya ini adalah perilaku dasar pada saat seorang anak belajar.
- http://www.b-ccompany.com/asiknya-belajar-melalui-les-privat-di-rumah.html
- http://www.meilicq.com/2016/11/17/tips-dalam-memilih-guru-privat-terbaik-berkualitas/
- http://www.foukas.biz/guru-privat-belajar-matematika.htm
Usaha Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak
Kemudian saat dia mulai bisa berjalan, mulai ingin tahu lebih banyak tentang lingkungan sekitar, semakin banyak larangan yang dikeluarkan oleh orangtua ataupun pengasuh. Mungkin karena lelah menjaga anak seharian, sehingga banyak larangan yang dikeluarkan. Padahal ini adalah keinginan mereka untuk tahu (belajar) lebih banyak, mengisi database di otaknya yang masih kosong dan perlu di isi.Saat mulai bisa berbicara, bertanya ini dan itu. “Ini apa? Kenapa?” Jawaban yang diterima “Lha tadi sudah tanya, sekarang tanya lagi, dasar cerewet” mungkin saat itu pengasuh dan orangtua sedang lelah juga saat menjaganya, sehingga malas dan capek untuk memberikan penjelasan dan ini adalah proses belajar seorang anak.
Semangat Belajar Pada Anak
Ketika ada barang baru di rumah dan anak ingin memegangnya atau mengetahui lebih dekat, maka kita orangtua dan pengasuhnya menjauhkan barang tersebut darinya, dengan dalih nanti rusak karena barang mahal.Dari sepenggal contoh diatas dimana ini adalah pengalaman nyata dari saya dan beberapa klien, siapakah yang membuat anak menjadi malas belajar?
Berikutnya ada seorang anak berusia 8 tahun, sebut saja Armand. Orangtuanya sangat mengeluhkan, bahwa anaknya tidak suka belajar dan sudah mendapat peringatan dari gurunya jika tidak ada perubahan sikap maka kemungkinan besar Armand tidak naik kelas.
Saat bertemu, saya yakin Armand adalah anak yang luar biasa. Sesaat saya bertanya tentang hobi dan kesukaannya saat bermain, dengan cepat saya mengetahui anak ini luar biasa. Sebab setelah saya tanya tentang hobinya ternyata sepak bola, dan tim kegemarannya adalah Arsenal (Liga Inggris).
Satu orang anak yang sama, otaknya kalau dibuat belajar pelajaran di sekolah tidak berfungsi (berhitung, menghafal) tetapi hafal seluruh pemain Arsenal. Apa anak ini bodoh? Tentunya anda sepaham dengan saya, jawabanya adalah tidak. Anak ini pandai luar biasa. Hanya saja salah perlakuan sehingga ia malas dan tidak suka belajar.
Usaha Menumbuhkan Semangat Belajar Pada Anak - Lalu apa yang saya lakukan untuk memikat anak untuk belajar mengubah agar software menjadi baik, dan membuat anak ini agar mudah belajar? Yang saya perbaiki orangtuanya dahulu, sebab untuk anak seusia Armand, jika terdapat masalah dalam hidupnya berarti orangtua yang akan membantu untuk mengatasi masalah anak tersebut.